IniSulawesi.Com,Palu – Kebijakan Universitas Tadulako (Untad) yang menutup pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) tepat pada 15 Agustus 2025 menuai kritik keras. Ketua Dewan Pimpinan Daerah Pro Jurnalis Media Siber (DPD PJS) Sulawesi Tengah, Mohammad Sofyan, menilai keputusan rektorat terlalu kaku dan tidak mempertimbangkan kondisi ekonomi mahasiswa maupun orang tua mereka.

“Kami menerima laporan dari salah satu mahasiswa Fakultas Hukum Untad. Ia berusaha membayar UKT pada malam tanggal 15, namun sistem sudah menutup akses. Permintaannya agar diberikan kebijakan tambahan pun ditolak mentah-mentah oleh birokrasi kampus,” kata Sofyan, Jumat (29/8).

Menurut Sofyan, peristiwa ini memperlihatkan lemahnya komunikasi antara mahasiswa dan pihak universitas. DPD PJS Sulteng bahkan telah mengirimkan surat resmi dengan nomor: 012/DPD-PJS-Sulteng/VIII/2025 untuk meminta data jumlah mahasiswa yang telat membayar UKT. Namun hingga kini, kampus belum memberikan jawaban.

“Situasi ini sangat memprihatinkan. Rektor Untad seharusnya membuka ruang kebijakan, bukan justru menutup akses mahasiswa hanya karena terlambat beberapa jam membayar UKT. Kebijakan yang kaku seperti ini bisa mematikan harapan anak bangsa untuk tetap berkuliah,” tegasnya.

Sofyan menambahkan, kebijakan tersebut justru kontradiktif dengan program pemerintah pusat yang tengah gencar menekan angka putus sekolah.

“Bukankah banyak mahasiswa berasal dari keluarga dengan ekonomi pas-pasan? Bagaimana masa depan mereka kalau kuliahnya terhenti hanya karena keterlambatan satu hari, bahkan hitungan jam?” ujarnya dengan nada keras.

Sebagai organisasi profesi jurnalis, Sofyan menegaskan PJS memang tidak memiliki kewenangan untuk mengintervensi urusan internal kampus. Namun, pihaknya merasa memiliki tanggung jawab moral untuk bersuara karena hal ini menyangkut nasib pendidikan generasi muda Sulawesi Tengah.

“Rektor Untad tidak boleh melihat pendidikan hanya dari kacamata administrasi. Pendidikan adalah soal sosial dan kemanusiaan. Aturan yang terlalu kaku justru bisa memutus masa depan mahasiswa,” pungkasnya.

*Muwardi Andi Makka