IniSulawesi.com, Buol (08/10/2025) –Panitia perayaan Hari Ulang Tahun Daerah (HUTDA) ke-26 Kabupaten Buol menegaskan komitmennya untuk menghadirkan perayaan yang inklusif, berbudaya, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal. Salah satu langkah nyata dilakukan dengan menyesuaikan konsep penampilan Tari Pato-Pato, yang selama ini menjadi ikon budaya sekaligus simbol persatuan masyarakat Buol.
Ketua Panitia HUTDA ke-26, Lisa Monalisa, S.STP, menyampaikan bahwa panitia di bawah koordinasi langsung Bupati Buol Risharyudi Triwibowo telah menggelar pertemuan bersama para tokoh agama dan masyarakat guna menyerap aspirasi serta menyatukan pandangan menjelang puncak perayaan HUTDA.

“Dialog ini menjadi ruang penting untuk mendengarkan masukan berbagai pihak, khususnya terkait pelaksanaan kegiatan Pato-Pato yang sempat menjadi perhatian publik. Kami ingin memastikan seluruh agenda HUTDA berjalan dengan damai, berbudaya, dan diterima oleh semua kalangan,” ungkap Lisa pada Kamis (09/10/2025).
Dari hasil pertemuan tersebut, disepakati sejumlah langkah strategis untuk menjaga suasana kondusif dan mempererat persaudaraan di tengah masyarakat, di antaranya:
1. Memberikan ruang bagi seluruh komunitas adat dan budaya di Kabupaten Buol untuk ikut tampil dan berpartisipasi dalam perayaan HUTDA.
2. Menampilkan pertunjukan seni dalam format pentas budaya yang tetap menonjolkan ciri khas lokal Buol.
3. Mengoptimalkan publikasi yang komunikatif dan ramah di media sosial agar tidak menimbulkan persepsi negatif di masyarakat.
4. Membuka ruang kritik dan saran publik sebagai bentuk transparansi dan perbaikan berkelanjutan.
Sebagai tindak lanjut, kegiatan Tari Pato-Pato akan dikemas dalam format baru, yakni berupa pentas di panggung utama dengan jumlah peserta terbatas dan pengaturan yang menyesuaikan dengan konsep inklusif. Penampilan ini juga akan dipublikasikan secara resmi oleh panitia agar masyarakat memperoleh informasi yang akurat.
“Setiap penampilan akan diumumkan secara terbuka agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Prinsipnya, kita ingin HUTDA Buol menjadi wadah kebersamaan, bukan perpecahan,” tambah Lisa.
Melalui langkah-langkah tersebut, panitia berharap HUTDA ke-26 Kabupaten Buol tahun ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga simbol persatuan, penghormatan terhadap perbedaan, dan penguatan semangat gotong royong di Bumi Pogogul.
